Rabu, 13 Maret 2013

CONDITIONAL SENTENCES TYPE 1,2&3 #SOFTSKILL



Conditional Sentence Type I
Complete the Conditional Sentences Type I.
  • If you wash the dishes, I will cookType I: if clause → simple present, main clause → will future dinner tonight.
  • If my dad has time next week, we will paintType I: if clause → simple present, main clause → will future
    Im Simple Present verwenden wir in der 3. Person Einzahl 'has'.
     my room.
  • You will learn a lot about American history if you visitType I: if clause → simple present, main clause → will future
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
     the exhibition.
  • If the weather is not too bad tomorrow, we will playType I: if clause → simple present, main clause → will future
    Ist das Verb eine Form von 'be', brauchst du kein Hilfsverb. Schreibe 'not' einfach hinter die Form von 'be'.
     golf.
  • We will not get there on time if we do not catchType I: if clause → simple present, main clause → will future
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
    For the negative form of simple present, you need the auxiliary verb 'do'. For the negative form of will future, just write 'will not'.
     the bus.
Conditional Sentence Type II
Complete the Conditional Sentences Type II.
If I had more time, I would learnType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
irregular verb in simple past (see 2nd column in list of irregular verbs)  to play the guitar.
  • If she studied harder, she would getType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    'study' ends in consonant (d) + 'y', so before adding 'ed', 'y' becomes 'i'.
    (i) better marks.
  • If we knew more about history, we would not beType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    'Would' is an auxiliary verb, so just add 'not'. (You don't need another auxiliary verb.)
    irregular verb in simple past (see 2nd column in list of irregular verbs)
    (i) afraid of the test.
  • I would go jogging with Tom and Sue if they wereType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
    irregular verb in simple past (see 2nd column in list of irregular verbs)
    (i) here this week.
  • It would surprise me if she did not helpType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
    For the negative form of simple past, you need the auxiliary verb 'do' in its past form (did). The main verb is then used in its infinite form.
      you.
Conditional Sentence Type I or II
Complete the sentences with the correct form (Type I or II).
  • If you need the car in the afternoon, I will goType I: if clause → simple present, main clause → will future(i) shopping in the morning.
  • If I woreType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    irregular verb in simple past (see 2nd column in list of irregular verbs)
    (i) a hat, I would look like an old woman.
  • I'll buy this bag if they haveType I: if clause → simple present, main clause → will future
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
    (i) it in blue.
  • She wouldn't pay cash if she hadType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive
    Note: The if clause is not at the beginning of the sentence.
    irregular verb in simple past (see 2nd column in list of irregular verbs)
    (i) a credit card.
  • If I didn't have you, I would not knowType II: if clause → simple past, main clause → would + infinitive(i) what to do.
Explanation and exercises on Conditional Sentences.
1) If Tracy had a mobile phone, she would phone all her friends.
2) I will be very angry with Nick if he forgets my CD again.
3) If the boys win this match, their coach will invite them to a barbecue.
4) If you don't read these articles, you will not know the facts about Africa.
5) You would get very wet if you walked in this rain.
6) The engine would not start if Ben connected these two cables.
7) If he has time, he will buy her some sweets.
8) Maria would play in the school orchestra if she practised the trumpet more often.
9) We won't fetch something to drink if Jim does not bring some sandwiches.
10) If he carried the rucksack, I'd pull the suitcase.

Type III
Form
if clause
main clause
Past Perfect
would + have + past participle
or
could + have + past participle
or
might + have + past participle
Examples
If I had studied,
I would have passed the exams.
If I had studied,
I could have passed the exams.
If I had studied,
I might have passed the exams.
The if-clause can be at the beginning or at the end of the sentence.
If I had studied,
I would have passed the exams.
I would have passed the exams
if I had studied.

Mixed Conditional Sentence
Mixed conditional sentence is a combination of conditional sentence type 2 and conditional sentence type 3. When do we use mixed conditional sentence?
Mixed conditional sentence is used to talk about actions or situations that did not take or were not taking place in the past, but we can imagine the probable result in the present, or actions or situations that do not take place in the present, but we can imagine the probable result in the past.
• If you lived near the factory, you would have heard the sound of the explosion. (In truth, you don’t live near the factory. Therefore, you didn’t hear the sound of the explosion.)
• If he had not been late this morning, he would be permitted to join the test. (In truth, he was late. Therefore, he is not permitted to join the test.)
  sumber : http://fairusd.blogspot.com/2012/05/contoh-conditional-sentence-type-123.html
 sumber : www.google.com

Selasa, 23 Oktober 2012

softskill etka bisnis

ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS

• Kriteria dan prinsip etika utilitarianisme
• Nilai positif etika utilitarianisme
• Utilitarianisme sebagai proses dan standar penilaian
• Analisa keuntungan dan kerugian
• Kelemahan etika utilitarianisme

Dua macam teori utilitarianisme

1. Utilitarianisme Tindakan.
Suatu tindakan itu dianggap baik kalau tindakan itu membawa akibat yang menguntungkan.

2. Utilitarianisme Peraturan.
Teori ini merupakan perbaikan dari utilitarianisme tindakan. Sesuatu itu dipandang baik kalau ia berguna dan tidak melanggar peraturan yang ada.

Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham ( 1748 – 1842 )
Persoalan yang dihadapi Bentham dan orang-orang dizamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan social politik, ekonomi dan legal secara moral. Singkatnya bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan public, yaitu kebijaksanaan yang mempunyai dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral. Apa kriteria dan dasar objektif yang dapat dijadikan pegangan untuk menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan public. Secara lebih konkret, dalam kerangka etika utilitarianisme kita dapat merumuskan tiga kriteria objektif yang dapat dasar objektif sekaligus norma untuk menilai suatu kebijaksanaan dan tindakan.

Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

-Pertama, MANFAAT
 yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi kebiasaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal baik. Sebaliknya kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.

-Kedua, MANFAAT TERBESAR
 yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar dibandingkan dengan tindakan yang lainnya.

-Ketiga, MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG

 Nilai positif etika utilitarianisme


  • Rasionalitas 
 Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang ada. Ia mempertanyakan dan ini mengandaikan peran rasio. Utilitarianisme ini bersifat rasional karena ia mempertanyakan suatu tindakan apakah berguna atau tidak. Dalam kasus seks pra nikah tadi, utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab seks pra nikah dilarang.

  •  Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral
  •  Universalitas
 semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah sesuatu itu dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang. Hal ini sering dipakai dalam politik dan negara. Maksud dari universalitas yaitu menyeluruh, bukan pihak-pihak tertentu ataupun sebagian golongan saja.

Utilitarianisme sebagai proses dan sebagai standar penilaian

*Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.

*Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Analisis keuntungan dan kerugian

Dalam etika utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata mata tertuju langsung pada keuntungan perusahaan.

Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis.

• Pertama, keuntungan dan kerugian, cost dan benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan

• Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.

• Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.

Kelemahan Etika Utilitarisme

• Pertama, manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.

• Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.

• Ketiga, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.

• Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.

• Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya

• Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas



sumber :  http://aditonlyone.blogspot.com/2010/12/tugas-etika-bisnis-bab-3-etika_09.html

Sabtu, 20 Oktober 2012




Tugas Softskill Etika dan Bisnis kelompok 2
M. Awwaludin .A     / 11209343 / 4EA15
Raditya Wistenanto / 12209244 / 4EA15

BISNIS DAN ETIKA

Mitos Bisnis Amoral
            Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali
            Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat
            Orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral
Argumen:
Bisnis adalah suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa menang

- Aturan yang dipakai dalam permainan penuh persaingan, berbeda dari aturan yang dikenal dalam kehidupan sosial sehingga tidak bisa dinilai dengan aturan moral dan sosial 

- Orang bisnis yang mau mematuhi aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan
Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar

- Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu

- Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis
- Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas

      Suatu praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?)
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris
Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang.
Menurut Hume :dari kenyataan yang ada (is) tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif (ought)
contoh : sogok, suap,kolusi, monopoli,nepotisme
Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral
Keutamaan Etika bisnis

1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya
Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja
Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis
Keutamaan Etika bisnis

1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya
Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja
Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis

Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis

      1.  Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis
  1. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga
     3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis         tidaknya suatu praktek bisnis
           
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
     
     1. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis
  1. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga
     3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis         tidaknya suatu praktek bisnis
            
 Prinsip-prinsip Etika Bisnis
  1. Prinsip otonomi
            Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
            Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut

2. Prinsip Kejujuran
ü Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
ü Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
ü Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan

3. Prinsip Keadilan
            Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan

4.Prinsip Saling Menguntungkan
            Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
            Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution

5.Prinsip Integritas Moral
            Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan

Etos Bisnis

Relativitas Moral dalam Bisnis
            Dalam bisnis global yang tidak mengenal batas negara, etika masyarakat mana yang harus diikuti?
Tiga pandangan umum yang dianut :
  1. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
            ‘’Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma’’( kubu komunitarian )
            Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu
    2. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat
       “Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri”
            Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain)
  1. Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya sebagai dengan”immoralis naif”)
  2. Pandangan ini sama sekali tidak benar
  3. Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis
  4. Memetakan hubungan-hubungan yang terjalin
  5. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam bisnis itu          
  6. ”Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis harus bisa dijamin, diperhatikan dan dihargai” (disebut tujuan imperatif)
  7. Bermuara pada prinsip minimal : menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis demi menjamin kepentingan stakeholder
Kelompok stakeholders:

1.Kelompok primer. Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini
  1. Kelompok sekunder. Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat